Jumat, 17 Agustus 2012

RABU!

Ini hari rabu. Ya, hari rabu!
Bukan hari yang special. Bukan hari ulang tahunku. Ataupun hari ulang tahun pernikahanku dengan Bang Hamidi. Bukan!

Ini hari rabu. Aku setengah berlari, sesekali meloncat untuk menghindari tanah yang becek akibat hujan. Nafasku memburu, keningku penuh dengan butiran keringat, sandal jepitku sempat terlepas beberapa kali, jilbabku pun mencong sana-sini. Tak sempat aku membetulkannya.
Ini hari rabu, aku terus berlari. Memasuki gang-gang sempit perkampungan di pinggir kelapa gading, sambil berharap cepat sampai ke rumahku. Ada beberapa orang yang mengenalku menyapa tapi tak ku pedulikan. 

Ini hari rabu!
Ketika ku buka pintu rumahku, ku berharap ada Zizi di sana. Ia menyambutku dengan senyumnya yang khas. Zizi anakku! Kulitnya hitam manis, senyumnya indah, giginya putih bersih, matanya kecokelatan, alis matanya sedikit tipis, rambutnya panjang sebahu. Ada tahi lalat di ujung pipinya. Manis!
Ini hari rabu. Zizi berjanji akan pulang hari ini. Di senja yang telah ku tunggu. Hari rabu! Meskipun hari ini sudah rabu ke tujuh, tapi aku terus berharap anakku akan pulang hari ini.hari rabu!
Iya, Zizi. dia berjanji akan pulang hari rabu. Dan setiap hari rabu juga aku pulang cepat dari pasar dan berharap anakku ada di rumah. tapi ia tidak ada! Kemana perginya anak semata wayangku itu?
Ku buka kembali kertas yang sudah kusam. Warnanya sudah kecokelatan. Ini surat dari zizi. ku baca lagi surat ini dengan tangan bergetar, dan tangiskupun terisak.

“Ibu, Zizi mau pamit. Zizi mau mencari kerja. Ibu tidak usah mencari zizi. Zizi berjanji akan pulang hari rabu.”

Kata tetangga, ia pergi dengan memakai kemeja putih dan celana bahan hitam. zizi sempat pamit dengan tetangga kami. Ia hanya bilang ingin mencari kerja. Waktu itu hari rabu. Sudah tujuh minggu yang lalu.
Aku tahu keinginan Zizi. Selepas sekolah menengah kejuruan, ia ingin sekali melanjutkan pendidikan ke bangku kuliah. “Aku ingin membahagiakan Ibu. Zizi ingin membahagiakan bapak. Memberikan kalian hadiah. Kebahagiaan! Zizi ingin menghidupkan hidup Zizi, Bu” Katanya waktu aku bilang bahwa aku tidak mampu lagi membiayai pendidikannya. Jangankan untuk melanjutkan kuliah, untuk makanpun aku sering meminjam pada tetanggaku di pasar.

Ah, maafkan ibu ini, Nak! Tapi tak perlu lah kau pergi dari rumah. Meninggalkan Ibu & Bapakmu. Biarlah kita hanya menyantap tempe goreng sepotong dan dua butir nasi. Yang penting kita selalu bersama. Dan tak ada orang lain yang tahu tentang kondisi keluarga kita. Kemana dirimu, Nak?
*****
Bang Hamidi baru sampai rumah. Ia baru pulang ngojeg. Wajahnya sedikit muram. Terlihat sangat lelah. Jaketnya semerawut. Ketika ia baru sampai, tampak ragu-ragu untuk masuk ke dalam rumah.
“sudah dapat kabar zizi, bang?” tanyaku. Mungkin, sudah lebih dari puluhan kali aku melontarkan pertanyaan itu pada suamiku.
Bang Hamidi diam
“Bang…?” tanyaku lagi.
Ia tetap diam. Aku pun diam. Seketika hening membunuh kami. Jam dinding tetap berdetak.
Tiba-tiba Bang Hamidi menangis. Ia menangis! Ah.. Selama bertahun-tahun menikah, baru kali ini aku lihat Bang Hamidi menangis.
“ada apa, Bang?”  tanyaku sambil memegangi tangannya yang kasar. Bang Hamidi sangat pekerja keras sampai tidak memperhatikan dirinya.
“Tadi Abang dapat kabar kalau anak kita….” Suaranya tercekat.
Aku menunggu dengan serius. Memeprhatikan setiap kata yang terucap dari bibirnya.
“Zizi….”
“Iya, ada apa dengan Zizi, Bang? Dia sudah berjanji akan pulang hari rabu. Ini kan haru rabu, Bang”
“ Zizi Meninggal. Mayatnya di temukan di daerah bantar gebang. Jauh dari sini.” Suara Bang Hamidi bergetar.
Aku diam.
“Anak kita….”
“Gak mungkin.” Kataku mencoba tak percaya perkataan Bang Hamidi. “ Zizi berjanji pada ibu kalau dia akan pulang hari rabu. Ini hari rabu, Bang. Dia pasti akan pulang. Ibu akan terus menunggu dia. Zizi pasti akan pulang. Hari rabu!" tangisku membanjir.
"Iya, Zizi pulang. anak kita sudang pulang. ia sudah pulang ke rumah Allah. Allah lah pemilik yang kekal. Zizi hanyalah titipan. kita sudah menjaganya dengan baik. jadi, biarkan sekarang Allah yang menjaga Zizi."  kata Bang Hamidi mencoba menegarkanku.

“Ikhlaslah! Bersabarlah!”

1 komentar:

  1. Anda sudah bosan dan malas karena kalah terus....
    Mari bergabung bersama agen judi #BANDARQ online terhoki, KEBUNPOKER

    Mari buktikan bersama-sama hoki anda.
    ? BONUS JACKPOT Sampai Ratusan Juta
    ? BONUS REFERRAL 20% ? berlaku se-umur hidup ?
    ? BONUS TURNOVER 0,5% ? dibagikan setiap hari ?
    ? Live Chat 24 Jam
    ? Depo & Wd Diproses Dengan Cepat Oleh Admin Kami Yang Sudah Terlatih
    Minimal Deposit 15.000 dan Minimal Withdraw 50.000.
    Jika Anda Berminat,Anda Dapat Menghubungi Kami Melalui :
    YM : kebunpoker
    BBM : 2BE3264A
    Buruan Daftar... ?? di www.kebunpoker.poker

    BalasHapus