Seringkali dari kita bila sedang membuat suatu tulisan, apakah itu
bersifat ilmiah ataupun juga non ilmiah, beban perasaaan yang
membelenggu dari beberapa faktor seperti rasa takut yang berlebihan
terhadap tulisan kita sendiri, biasanya yang paling umum rasa tidak
percaya diri akan ‘kebenaran’ dan ‘kekuatan’ dari apa yang kita tulis.
Hal itu sangat wajar terjadi, apalagi sebagian dari kita memang bukan
berasal dari latar belakang penulis atau jurnalis. Tapi satu hal yang
perlu diingat adalah, menulis merupakan ketrampilan dasar yang bahkan
seorang anak sekolah dasar pun mampu melakukannya. Rasa beban tersebut
terjadi justru saat kita sudah punya banyak pengalaman dan pengetahuan,
karena disitulah sumber utama masalahnya. Semakin pintar diri kita pasti
berbanding lurus dengan semakin banyakanya analisa dan logika yang
dominan di kepala kita.
Beda dengan orang yang punya sedikit pemikiran, kemungkinan besar ia
akan bisa menulis dengan beban yang ringan karena yang banyak berperan
adalah sisi kreatifnya di otak kanan yang tidak terlalu peduli dengan
analisa logika otak kiri. Beberapa tips yang mungkin bisa kita terapkan
untuk mendobrak belenggu dalam semangat menulis antara lain :
1. Menulis adalah Kesenangan, bukan hanya games atau nonton bioskop saja
yang bisa bikin kita senang, imajinasikan saat jemari kita menulis saat
itulah sebenarnya kita sedang ‘bermain’ dengan kata-kata terangkai.
Tidak perlu khawatir bahkan bila kosa kata kita agak berantakan, yang
penting
setiap huruf mengalir begitu saja sesuai dengan perasaan yang kita ciptakan tadi, menulis adalah kesenangan.
2. Menulis adalah Berbicara, ini agak aneh memang, tapi saat kita
menulis coba khayalkanlah bahwa kita ’sebenarnya’ ini sedang ngobrol
dengan teman-teman kita. Saat imajinasi itu terjadi, saat itu pula kata -
kata akan meluncur dengan deras layaknya sedang berbicara dengan
teman-teman. Jarang sekali kita terlalu banyak berpikir sebelum berucap
saat sedang ngobrol. Semuanya berlangsung spontan dan lugas.
3. Menulis berarti Berbagi, seperti halnya amal, setiap tulisan karya
kita, sedikit banyak pasti dan harusnya bermanfaat untuk orang lain.
Itulah sebenarnya kunci utama dalam kegiatan menulis. Kita membuat
tulisan dan orang lain membacanya. Ada hubungan tidak langsung antara
apa yang kita berikan dalam bentuk tulisan dengan kemajuan atau
kesuksesan orang yang membacanya. Tidak selalu harus uang untuk beramal,
tulisan juga bisa kok.
4. Menulis berarti Membebaskan, dalam tulisan fiksi berupa cerpen atau
novel, kita mendapat kesempatan yang sangat luas dalam berekspresi.
Seorang penulis fiksi bebas berimajinasi terhadap keadaan, sang tokoh,
alur cerita dll. Dalam kata lain, saat Anda menulis cerita, Anda adalah
’sang pencipta’. Ekspresikan diri kita sepuasnya karena ranah ini benar-
benar milik kita.
5. Menulis berarti Hidup, mirip sebuah iklan rokok, “bikin hidup lebih
hidup”, mungkin seperti itulah perumpamaannya. Saat kita melakukan
kegiatan tulis menulis saat itu pula kita seakan digiring ke sebuah
fenomena aktualisasi diri. Menulis berarti menghidupkan jiwa kita dalam
bentuk karya tulis. Menulis tidak hanya sekedar kegiatan layaknya makan
minum, tapi lebih bermakna dalam, utamanya seperti bernafas, sudah
menjadi bagian diri kita. Menulis adalah kehidupan kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar