Kamis, 23 Agustus 2012

Aku mencintaimu karena Allah!

"Aku mencintaimu karena Allah" mata zizi berkaca-kaca ketika mengatakan itu. Sedangkan pria disampingnya hanya diam. Menundukan kepala sambil mengatur nafasnya yang tak beraturan. Nama pria itu afkar!

Afkar & Zizi sudah kenal dekat sejak kecil. Namun berpisah ketika Afkar harus menempuh pendidikan SMA-nya di sebuah pesantren di Serang - Banten. Lepas itu Afkar langsung melanjutkan sarjananya di Universitas Gajah Mada – Jogjakarta mengambil jurusan kehutanan. Sedangkan Zizi mengambil jurusan kedokteran di UI. Dalam waktu yang lama itu Zizi memendam perasaan sayangnya pada Afkar. Rasa sayang yang tak biasa. Bukan sekedar sebagai sahabat dan kakak, tapi Zizi mau lebih.

Zizi tumbuh menjadi wanita yg sholehah. Selalu tampil anggun dengan gamis & jilbabnya yang rapih. Juga, Zizi aktif mengikuti organisasi-organisasi di kampusnya. Khususnya di keagamaan. Panggilan khas dari teman-teman Zizi adalah "Bidadari dunia". Ah, tampak berlebihan memang. Tapi itulah Zizi. Si cantik, pintar, sholehah, baik, suka menolong & selalu tersenyum bagaimanapun keadaannya.

Afkar, tumbuh menjadi pria dewasa yang tangguh. Rela berjuang demi sesuatu yg benar. Dan demi pendidikan sarjananya. Selama di jogjakarta, segala pekerjaan sudah dicipi afkar. Demi membiayahi kehidupannya disana.

Afkar & Zizi. Dua anak kampung asal sumedang itu bukanlah lahir dari keluarga berharta banyak. Bukan! Zizi masuk fakultas kedokteran UI karena kepandaiannya hingga dia dapat beasiswa 100% dari pemerintah sumedang. Begitupun dengan Afkar.

Sekarang, Zizi sudah menjadi dokter. Afkar sudah mendapat gelarnya & sempat bekerja 2 tahun di Kalimantan.

Suatu hari, mata kanan zizi tak berhenti berkedut, "kamu mau nangis kali, Zi" kata ayahnya. Lalu Malam harinya, penyakit ayah zizi kambuh, ketika hendak dibawa kerumah sakit, nafasnya terhenti. Begitu cepat! Dan sejak itu, Zizi menganggap ketika matanya berkedut adalah pertanda bahwa ia akan menangis. Bahwa ia akan kecewa. Ia akan kehilangan.

****  

Langit yang temaram, masih setia menemani kedua pemuda itu yang sedang duduk disebuah saung tak jauh dari jalan raya. Kendaraan terlihat mondari-mandir dan sedikit mengeluarkan suara bising. Tapi kedua pemuda itu asyik dengan kebisuannya. Padahal masing-masing dari mereka tahu bahwa mereka amat rindu.

"Aku mencintaimu karena Allah. Karena dimensi waktu yg ada. Karena nafas." kali ini nada zizi meninggi. Ia tak mau memendam perasaan itu terlalu lama lagi. Baginya tak masalah seorang perempuan terlebih dulu mengatakan cinta kepada seorang pria, toh, kalau memang Afkarpun cinta, pernikahan adalah jalan terbaik. Tak mau ditunda. Zizi menatap ke arah Afkar.

"eeee.. Terimakasih..." Afkar mulai membuka mulutnya saat langit hampir gelap. Sebentar itu Afkar menunda perkataannya. Yang membuat Zizi menunggu dengan perasaan cemas dan nafas yang memburu.

Seketika hening membunuh kembali. Wanita dengan gamis cokelat itu semakin cemas, tangan halusnya memegangi matanya yang mulai... Berkedut!

Wajah afkar menatap kelangit yg semakin gelap. Dan melanjutkan perkataannya. Sedangkan wanita itu...

Kini tidak lagi mencemaskan cintanya pada Afkar, tapi pada kedutan dimatanya, pada ketakutannya!

"Zizi, terimakasih. Semoga Allah mencintaimu, sebab engkau mencintaiku karena-Nya." Kata Afkar lembut.

Zizi semakin menundukan kepalanya. Tak mengerti apa maksud Afkar. Sedangkan pemuda itu justru bangun dari duduknya, "Kita sholat magrib dulu yuuk.." sambil menunjuk sebuah mushola disebrang jalan.

Afkar mulai melangkahkan kakinya menyebrang jalan. Dan zizi pun mulai bangun dari duduk dan berjalan dibelakang Afkar dengan pikiran yang tak karuan & tak konsentrasi. Malah wanita cantik itu tak melihat ada sebuah truk melintas kencang dari arah selatan.

Seketika darah bercucuran deras dikepala zizi, ia tergeletak tak berdaya dibibir jalan. Afkar teriak histeris "Allahu Akbaaaaar!". Dalam waktu yang singkat zizi sudah berada dipangkuan Afkar, "Zi.. Istighfar. Kamu pasti akan selamat. Kamu harus tahan".

Dengan suara yg hampir tak terdengar zizi memaksakan bibirnya untuk bergerak "Kang, Aku mencintaimu karena Allah". "Aku juga cin... cin… cinta kamu, Zi." Suara Afkar sedikit bergetar. Zizi hanya tersenyum dan menutup matanya pelan.

Tangis Afkar pecah. Membuat pilu siapa saja yang mendengarnya. Tapi setidaknya ia lega karena zizi sudah mendapatkan jawaban yang wanita itu inginkan. Meskipun ia tak benar-benar mencintai zizi. Karena zizi sudah ia anggap sebagai adiknya. Sejak dulu.

Ambulan datang, zizi dibawa kerumah sakit. Tanpa nyawa!

****

"Kang, aku mencintaimu karena Allah." | "Aku juga cinta kamu karena Allah, muzdalifah!" Afkar mencium kening istrinya (1 tahun kemudian)

*tamat*

#Itulah cerita sederhana dan tak sempurna. Maklum, nulisnya lewat twitter yang dibatasi oleh 140 karakter :)

Silahkan follow @kang_onii

Karawang,
22 Agustus 2012.

3 komentar:

  1. Masih terpengaruh dg apa yg dibaca kang Oni

    BalasHapus
  2. Anda sudah bosan dan malas karena kalah terus....
    Mari bergabung bersama agen judi #BANDARQ online terhoki, KEBUNPOKER

    Mari buktikan bersama-sama hoki anda.
    ? BONUS JACKPOT Sampai Ratusan Juta
    ? BONUS REFERRAL 20% ? berlaku se-umur hidup ?
    ? BONUS TURNOVER 0,5% ? dibagikan setiap hari ?
    ? Live Chat 24 Jam
    ? Depo & Wd Diproses Dengan Cepat Oleh Admin Kami Yang Sudah Terlatih
    Minimal Deposit 15.000 dan Minimal Withdraw 50.000.
    Jika Anda Berminat,Anda Dapat Menghubungi Kami Melalui :
    YM : kebunpoker
    BBM : 2BE3264A
    Buruan Daftar... ?? di www.kebunpoker.poker

    BalasHapus