Afkar & Zizi sudah kenal
dekat sejak kecil. Namun berpisah ketika Afkar harus menempuh pendidikan SMA-nya
di sebuah pesantren di Serang - Banten. Lepas itu Afkar langsung melanjutkan sarjananya
di Universitas Gajah Mada – Jogjakarta
mengambil jurusan kehutanan. Sedangkan Zizi mengambil jurusan kedokteran di UI.
Dalam waktu yang lama itu Zizi memendam perasaan sayangnya pada Afkar. Rasa sayang
yang tak biasa. Bukan sekedar sebagai sahabat dan kakak, tapi Zizi mau lebih.
Zizi tumbuh menjadi wanita yg
sholehah. Selalu tampil anggun dengan gamis & jilbabnya yang rapih. Juga,
Zizi aktif mengikuti organisasi-organisasi di kampusnya. Khususnya di keagamaan.
Panggilan khas dari teman-teman Zizi adalah "Bidadari dunia". Ah, tampak
berlebihan memang. Tapi itulah Zizi. Si cantik, pintar, sholehah, baik, suka
menolong & selalu tersenyum bagaimanapun keadaannya.
Afkar, tumbuh menjadi pria dewasa
yang tangguh. Rela berjuang demi sesuatu yg benar. Dan demi pendidikan sarjananya.
Selama di jogjakarta,
segala pekerjaan sudah dicipi afkar. Demi membiayahi kehidupannya disana.
Afkar & Zizi. Dua anak
kampung asal sumedang itu bukanlah lahir dari keluarga berharta banyak. Bukan! Zizi
masuk fakultas kedokteran UI karena kepandaiannya hingga dia dapat beasiswa
100% dari pemerintah sumedang. Begitupun dengan Afkar.
Sekarang, Zizi sudah menjadi
dokter. Afkar sudah mendapat gelarnya & sempat bekerja 2 tahun di Kalimantan.
Suatu hari, mata kanan zizi tak
berhenti berkedut, "kamu mau nangis
kali, Zi" kata ayahnya. Lalu Malam harinya, penyakit ayah zizi kambuh,
ketika hendak dibawa kerumah sakit, nafasnya terhenti. Begitu cepat! Dan sejak
itu, Zizi menganggap ketika matanya berkedut adalah pertanda bahwa ia akan
menangis. Bahwa ia akan kecewa. Ia akan kehilangan.
****
Langit yang temaram, masih setia menemani
kedua pemuda itu yang sedang duduk disebuah saung tak jauh dari jalan raya. Kendaraan
terlihat mondari-mandir dan sedikit mengeluarkan suara bising. Tapi kedua
pemuda itu asyik dengan kebisuannya. Padahal masing-masing dari mereka tahu
bahwa mereka amat rindu.
"Aku mencintaimu karena Allah. Karena dimensi waktu yg ada. Karena
nafas." kali ini nada zizi meninggi. Ia tak mau memendam perasaan itu
terlalu lama lagi. Baginya tak masalah seorang perempuan terlebih dulu
mengatakan cinta kepada seorang pria, toh, kalau memang Afkarpun cinta,
pernikahan adalah jalan terbaik. Tak mau ditunda. Zizi menatap ke arah Afkar.
"eeee.. Terimakasih..." Afkar mulai membuka mulutnya saat
langit hampir gelap. Sebentar itu Afkar menunda perkataannya. Yang membuat Zizi
menunggu dengan perasaan cemas dan nafas yang memburu.
Seketika hening membunuh kembali.
Wanita dengan gamis cokelat itu semakin cemas, tangan halusnya memegangi
matanya yang mulai... Berkedut!
Wajah afkar menatap kelangit yg
semakin gelap. Dan melanjutkan perkataannya. Sedangkan wanita itu...
Kini tidak lagi mencemaskan
cintanya pada Afkar, tapi pada kedutan dimatanya, pada ketakutannya!
"Zizi, terimakasih. Semoga Allah mencintaimu, sebab engkau
mencintaiku karena-Nya." Kata Afkar lembut.
Zizi semakin menundukan
kepalanya. Tak mengerti apa maksud Afkar. Sedangkan pemuda itu justru bangun
dari duduknya, "Kita sholat magrib
dulu yuuk.." sambil menunjuk sebuah mushola disebrang jalan.
Afkar mulai melangkahkan kakinya
menyebrang jalan. Dan zizi pun mulai bangun dari duduk dan berjalan dibelakang
Afkar dengan pikiran yang tak karuan & tak konsentrasi. Malah wanita cantik
itu tak melihat ada sebuah truk melintas kencang dari arah selatan.
Seketika darah bercucuran deras
dikepala zizi, ia tergeletak tak berdaya dibibir jalan. Afkar teriak histeris "Allahu Akbaaaaar!". Dalam waktu
yang singkat zizi sudah berada dipangkuan Afkar, "Zi.. Istighfar. Kamu pasti akan selamat. Kamu harus tahan".
Dengan suara yg hampir tak
terdengar zizi memaksakan bibirnya untuk bergerak "Kang, Aku mencintaimu karena Allah". "Aku juga cin... cin…
cinta kamu, Zi." Suara Afkar sedikit bergetar. Zizi hanya tersenyum
dan menutup matanya pelan.
Tangis Afkar pecah. Membuat pilu
siapa saja yang mendengarnya. Tapi setidaknya ia lega karena zizi sudah
mendapatkan jawaban yang wanita itu inginkan. Meskipun ia tak benar-benar
mencintai zizi. Karena zizi sudah ia anggap sebagai adiknya. Sejak dulu.
Ambulan datang, zizi dibawa
kerumah sakit. Tanpa nyawa!
****
"Kang, aku mencintaimu karena Allah." | "Aku juga cinta
kamu karena Allah, muzdalifah!" Afkar mencium kening istrinya (1 tahun
kemudian)
*tamat*
#Itulah cerita sederhana dan tak
sempurna. Maklum, nulisnya lewat twitter yang dibatasi oleh 140 karakter :)
Silahkan follow @kang_onii
Juga bias menjelajahi http://lembarbernyawa.blogspot.com/
Karawang,
22 Agustus 2012.
Masih terpengaruh dg apa yg dibaca kang Oni
BalasHapusI like it... :)
BalasHapusAnda sudah bosan dan malas karena kalah terus....
BalasHapusMari bergabung bersama agen judi #BANDARQ online terhoki, KEBUNPOKER
Mari buktikan bersama-sama hoki anda.
? BONUS JACKPOT Sampai Ratusan Juta
? BONUS REFERRAL 20% ? berlaku se-umur hidup ?
? BONUS TURNOVER 0,5% ? dibagikan setiap hari ?
? Live Chat 24 Jam
? Depo & Wd Diproses Dengan Cepat Oleh Admin Kami Yang Sudah Terlatih
Minimal Deposit 15.000 dan Minimal Withdraw 50.000.
Jika Anda Berminat,Anda Dapat Menghubungi Kami Melalui :
YM : kebunpoker
BBM : 2BE3264A
Buruan Daftar... ?? di www.kebunpoker.poker