Minggu, 28 Oktober 2012

Bayangan Rindu

Sekarang aku sedang berada disini. Di kotamu. Tapi kamu tak ada. Aku hanya melihat bayang yg tak nyata.


Kau tahu, padatnya ibu kota lebih menekankan kesendirian buat ku. Lebih menekankan kesepian.


Aku sedang berada di antara keasingan yg bising. Biasanya kau hadir, sekadar senyum lantas pergi tanpa pesan.


Kau tahu, menunggu bayangmu hadir lebih menyakitkan dari kenyataan bahwa sebenarnya kau sudah tak ada.

Aku rindu pada kotamu yg dulu. Dibawah bangunan-bangunan beton itu, dulu kita sering menghabiskan waktu bersama hujan. Sekarag kotamu berubah.


Kamar Bernyawa - Jakarta
28 Oktober 2012

Selasa, 16 Oktober 2012

Apa sebenarnya ingin hati?


'Apa yang sebenarnya diingini?'

Ku tanya hati. Berkali-kali ku tanya. Apa sebenarnya yang ia ingini?
Gelar sarjana? Sudah! Tapi nyatanya tak membuat hati puas.

Lepas wisuda, aku menulis seharian. Setiap hari. Tapi tak jua ada kepuasan darinya.

Lantas, Apakah hidup ini sekedar hanya untuk memuaskan keinginan hati? Apakah semuanya harus berhubungan erat dengan hati. Sepertinya ‘iya’

Ah, maaf.. maaf jika kau tak mengerti apa makna tulisan ini.
Baiklah,  Ini semua soal pekerjaan. Ya, tentu saja pekerjaan yang bersangkutan dengan hati. 

Kuceritakan sedikit yaa. Saat kuliah, aku selalu bermimpi mempunyai waktu banyak untuk menulis. Bahkan setiap hari. Tapi kini, saat aku mempunyai waktu luang, aku tetap merasa resah. Walaupun sejujurnya bahagia sekali karena mempunyai waktu untukku leluasa menulis. Untuk terus berkarya.
Tapi…
Ternyata, Ada kegelisahan dalam hati. entah.. aku sendiri tak mengerti. Menulis seharian tidak memberikan kepuasan. Aku mau lebih. hatiku minta lebih.

Aku hampir gila, kawan.
Aku akan gila.
Astaghfirullah..

Aku seperti orang tersesat yang tak tahu mau kemana. Aku bagai kehilangan arah tujuan.
Ya Rabb...


Fisioterapi...
Penulis...

Ah, Kuucap Hamdallah, Karena sepertinya sekarang hati sadar, bahwa menjadi penulis belum cukup untuk menunjang kebutuhan hidup.
Aku harus bekerja! Aku mau bekerja!

Oh ya, Aku jadi teringat perkataan seorang teman. katanya ; “Untuk apa bekerja tapi hati tak menyukai. Hati tak nyaman dengan yang dijalani?"

Tuh.. betul. Setuju. Untuk apa?

Meski sejujurnya Fisioterapi bukanlah profesi yang aku inginkan, tapi rasanya kini hatiku mulai sadar. hatiku mulai luluh. ia kalah. kini ia menerima sepenuhnya profesi ini.


Kawan, percaya atau tidak. saat hati sudah menerima profesi ini, aku langsung di uji. entahlah.. mungkin Allah menyuruhku bersabar. menunggu. atau sedang mencarikan tempat yang paling baik untukku bekerja?
Semoga..

Aku terus berdo'a. aku terus meminta. Allah akan memberikan yang terbaik untukku. 
Fisioterapi Atau Penulis?
Ah, tak masalah. Duda-duanya kupilih. Apapun itu, aku akan bekerja dengan hati. Aku akan bekerja atas nama Illahi..

Allahu Akbar..

****

Jadikanlah Sabar dan Sholat sebagai penolongmu.. Semua hal tidak ada yang tidak dengan campur tangan Allah.
Sempurnakan sholat kita, perkuat kesabaran.


Karawang,
16 Oktober 2012






Minggu, 07 Oktober 2012

Ah, Akhirnya....

Dear, Malam
Ini hari pertama aku setelah diwisuda kemarin tanggal 06 oktober 2012 di Ballroom Pullman Hotel - Central Park. Ada rasa haru, senang dan tentu saja bangga. dan akan lebih bangga lagi jika kemarin ada almarhum abi menyaksikan hari yang bahagia itu. ah, maaf. aku masih terlalu berharap almarhum bisa hadir di acara wisuda, juga pernikahan ku nanti.

Dear, Malam
Tanggal 04 oktober lalu aku melaksanakan sumpah janji profesi bersama 49 calon fisioterapi lainnya. menjadi kebanggaan tersendiri ketika diacara itu aku membacakan puisi untuk kedua orang tua. ya, orang tua. dan terspesial untuknya. disurga! untuk mereka yang telah berjasa atas keberhasilan aku dan teman-teman sampai detik ini. rasa hamdallah selalu terucap, juga do'a tulus kami.


06 oktober 2012,
Aku dan 1040 wisudawan bersama-sama patut berbangga diri karena semua perjuangan kami hari itu membuahkan hasil. kami diwisuda. yeah! senyum dari bibirku tak habis. ah, Allah.. Terimakasih.. Terimakasih..


Dear, Malam
Meski banyak sahabat-sahabat terdekat yang kuharapkan kedatangannya tapi nyatanya mereka tak datang, aku masih tetap bersyukur telah kau pertemukan aku pada mereka. pada sahabat dan sauadara terbaik yang pernah kutemui di dunia ini. Semoga Engkau tetap menjaga persaudaraan ini.

Hhhmm..
Aku sadar dan semakin sadar, waktu semakin dekat, dan bahkan tanpa terasa aku sudah berada pada waktu yang di tunggu. Perpisahan. Ya.
Meski sebenarnya dalam lubuk hati terdalam aku mengaharapkan momen malam perpisahan untukku. tapi.. nyatanya..tak ada!

ah, tak apa. lagi-lagi aku tetap bersyukur. lagi-lagi kata hamdallah terucap.
Mereka sahabat. meraka saudara. aku yakin Kau akan mepertemukanku. mengembalikan tawaku yang dulu.

Terimakasih Allah. Untuk hari kemarin, untuk hari yang lalu, untuk hari ini, juga untuk semua hari yang telah Engkau beri.


Dengan air mata haru juga bahagia,
Karawang,
07 oktober 2012.

Selasa, 02 Oktober 2012

4 tahun

Dear, Malam.
Gak terasa sudah 4 tahun aku berada di kota ini dengan segala kebisingan, kepadatan, kepenatan, kebingungan, dan tentu saja dengan segala perjuangan.

4 tahun lalu, aku masih ingat betul awal aku mendaftarkan diri dikampus dan mengambil jurusan yang tak kukenali jiwanya. tapi sekarang aku sudah benar-benar tahu dan mengerti pilihan profesi yang ku ambil dulu. Juga sudah siap untuk terjun kemasyarakat. bekerja dengan sepenuh hati.



4 tahun lalu, aku ingat saat malam pertama di kamar kos aku termenung sendiri. menyadari bahwa diri kini telah jauh dari rumah dan keluarga. menyadari bahwa diri ini harus berjuang sendiri. itu 4 tahun yang lalu. sekarang aku terharu melihat semua barangku telah kumasukan ke dalam kardus dan siap untuk di bawa pulang. ya, pulang. ke rumah! bukan di sini lagi. kamar kos sederhana. tapi dari sinilah semua itu dimulai. terimakasih telah menemaniku.

Dear, Malam.
Aku tak tahu harus menulis apalagi..
Mungkin kali ini cukup sampai disini. Esok akan kulanjutkan.

:(