Senin, 25 Agustus 2014

Hobi baru.... Mendaki!

ha..ha..ha... Harusnya tulisan ini muncul beberapa bulan lalu, tepatnya bulan mei, tapi apalah daya karena kesibukan pekerjaan yang padat membuat waktu untuk menulis blog harus ditunda, dan semoga mulai hari ini bisa kembali mengisi "diary" umum ini secara rutin, memberikan informasi, motivasi, juga bisa memberikan manfaat untuk diriku dan yang lain.

Dua minggu sebelum tanggal 25 mei 2014 saya sedang berbincang bersama kawan fitnes saya, Samuel namanya, tapi dia lebih suka di sapa 'Muenkz'. Saat itu dia memberitahu saya bahwa dia akan mendaki gunung gede di bogor tanggal 24 mei, wah saya sangat tertarik karena sebelumnya saya belum pernah mendaki, dan dia menyetujui saya untuk ikut tapi ada syarat yang diberikan, katanya selama dua minggu ini saya harus olahraga lari secara rutin, dan intensitasnya harus terus dinaikan, misal hari pertama lari 15 menit, selanjutnya 30 menit dan seterusnya, hhhmmm saya ikuti tantangan itu dan berhasil.

Persiapan demi persiapan saya lakukan. dari mulai berolahraga, beli perlengkapan mendaki, sampai persiapan mental, pasalnya saya termasuk orang yang tidak menyukai situasi gelap, apalagi setelah membaca di internet banyak informasi yang menyatakan bahwa di sana banyak hal mistis terjadi, tapi ah bismillah saja, saya menekatkan diri.

Tanggal 23 mei, Muenkz memberitahu saya bahwa kita tidak bisa mulai mendaki tanggal 24 mei yaitu hari jum'at ini karena ada badai, katanya, terpaksa pendakian diundur menjadi tanggal 25 mei 2014. dan akhirnya pendakian itu juga dimulai. sabtu malam kami janjian di perempatan cileungsi jam 5 sore. saya datang tepat waktu jam 5 sore tapi yang ditunggu belum juga datang. Jam enam kurang barulah kawan kuliah saya datang, fauzi namanya, di susul sama Muenk, Arif dan Kipli. sedang satu anggota lagi yaitu Om Ari menyusul menggunakan mobil pribadi miliknya, dia tidak bisa bareng karena harus kondangan terlebih dahulu. Sekedar info saya belum kenal sebelumnya sama kaka beradik Arif dan kipli, juga sama Om Ari, saya baru berkenalan hari itu.

Perjalanan dimulai dari perempatan Cileungsi menaiki angkot 121 menuju kampung rambutan, jam 7an sampai di terminal kampung rambutan dan melanjutkan perjalanan ke cibodas menggunakan bis. sampai di cibodas jam 11 malam, dan melanjutkan perjalanan kembali dengan angkot menuju pintu gerbang gunung gede-pangrango. kami istirahat di salah satu warung di sana sambil menunggu Om Ari datang.


Mengisi tenaga sebelum mendaki.



Siap mendaki jam 03 pagi dinihari. bawaan kami tidak banyak karena kami memang tidak berniat untuk mendirikan tenda di atas sana, kami hanya mendaki mencapai puncak lalu turun kembali.

Sesampainya di pos pemeriksaan hati saya deg degan tapi senang karena akhirnya keinginan mendaki terwujud, saya tidak memikirkan apakah nanti saya bisa sampai puncak atau tidak, yang terpenting buat saya adalah mencoba. karena menurut saya "Yang gagal itu mereka yang tidak pernah berani untuk mencoba" sekecil apapun tindakannya yang penting mencoba dan berbuat.

Setengah jam melakukan perjalanan mendaki kaki saya langsung terasa pegal sekali dan lemas, akhirnya saya meminta untuk beristirahat sekedar meluruskan kaki dan mengatur nafas, setelah itu perjalanan dilanjutkan, sesekali kami bersenda gurau untuk mengurangi rasa lelah yang gagal membuat kami menyerah. satu, dua jam perjalanan saya merasa sudah jauh sekali berjalan tapi belum sampai juga. Muenkz selalu menghibur "Sebentar lagi sampe abang. pemandangan diatas indah sekali" katanya. saya hanya membalasnya dengan senyuman. Jam 05 pagi kami memutuskan istirahat di antara pos 2 dan pos 3 untuk melaksanakan sholat subuh, setelah itu kami melanjutkan perjalanan dan akhirnya sampai di pos air terjun panas jam setengah 07 pagi. Subhanallah, benar, dari sini pemandangan indah sekali.


Disini kami bersitirahat, merehatkan kaki sambil memasak makanan sekedarnya, yang penting perut terisi, tapi entah kenapa perut saya seperti menolak semua makanan yang saya makan. mungkin efek dingin yang teramat sangat sehingga membuat rasa malas saya meninggi. entahlah...

Jam 08 pagi perjalanan dimulai, katanya sudah dekat, katanya sebentar lagi sampe puncak, tapi nyatanya mashaallah jam 10 pagi kami baru sampe pos kandang badak. teman teman melihat saya begitu kelelahan, iya, olahraga rutin selama dua minggu sebelum mendaki saja saya sebegini kelelahannya, apalagi kemarin saya tidak olahraga sama sekali yah, duuuuh...



Lalu ada pembicaraan yang sedikit drama ketika kami di kandang badak, kata Om Ari "Kalau Roni gak kuat biar saya yang menemani disini" dan spontan Fauzi, kawan kuliah saya juga menimpal "Iya, saya juga menemani roni disini" waaah sepertinya ada rasa bersalah jika saya membiarkan mereka menemani saya disini walaupun sebenarnya saya sudah tidak kuat tapi saya memutuskan untuk melanjutkan perjalanan dengan terengah engah. Jalan 10 langkah saya berenti untuk istirahat dan begitu terus. - alon alon asal klakon, kalau kata orang jawa. Dan yaaa meskipun teman teman yang lain sudah berada jauh di depan saya. tapi saya terus berusaha untuk menyamai langkah mereka. mereka juga pasti memaklumi dengan kondisi badan saya yang lebih besar di tambah ini perjalanan mendaki pertama saya. jadi wajar kalau saya tertinggal hehehehe (alasan).

Alhamdulillah jam 12 siang lewat saya sampai dipuncak gunung gede 2965 meter di atas permukaan laut. Subhanallah walhamdulillah. Tak terasa mata saya membendung. sujud syukur pun saya persembahkan untuk Rabb saya. Semua karena kehendak-Nya saya bisa berada di puncak ini. Sangat luar biasa. pengalaman tak terlupakan dalam hidup saya. 





Ada kebersamaan di sini
Ada kebebasan di sini
Ada perjuangan mencapai sini
Ada tekat kuat dalam diri ini

Bukan seberapa tinggi puncaknya
Bukan pula seberapa berat medan tanjaknya
Bukan tenatang apa, bukan soal siapa
Ini tentang Aku

Aku yang memberanikan diriku
Aku yang coba menantang diriku
Tentang aku yang takjub 
Tentang aku yang tak kuasa sembunyi dari-Mu
Dimanapun....


Senin, 26 November 2012

Twit-Notes #DakwahKita

Tak bermaksud mengintervensi. Hanya bermaksud berjalan beriringan. Agar dakwah kita sejalan. Tak beda arah dan tujuan!

Mungkin kau memiliki pandangan yg berbeda. Karena kita sama-sama keras kepala. Tapi bisakah perbedaan itu menjadikan kita satu?

Kita hanya perlu mengerti dan menerima | Mengerti bukan berarti paham | Menerima bukan berarti bersedia.

Mengerti bahwa kita adalah hamba Allah yg bersaudara | Menerima apapun yg Allah sediakan agar persaudaraan kita semakin erat.

Perbedaan pendapat dalam dakwah itu biasa | Tapi siapkah kita menerima perbedaan itu?

Kita harus belajar mengunci nafsu ego kita masing2 | Kita harus sama-sama berpikir jernih agar sama-sama menerima sesuatu yg baru.

Kita harus membuka hati | Mensinergiskan segala sesuatunya utk kemuliaan | Jangan mengotori dakwah dgn pertengkaran & keributan.

Hanya karena tak sependapat lantas timbul benih bibit kedengkian dalam hati? | Timbul rasa benci pd saudara semuslim? | Renungkan..

Please.. Jalan dakwah adalah kemuliaan | Dakwah adalah Kesucian | Jangan mengotorinya karna ego diri.

Bukankah manusia tempatnya segala salah | Lantas, jgn berharap kesempurnaan darinya | Cukup Allah yg Maha Sempurna & Menyempurnakan.

Kita mungkin pernah berdebat panjang karna sebuah perbedaan | Tapi itu tak membuat kita dengki |

Kita sama-sama tahu bahwa dg adanya perbedaan itulah dunia menjadi berwarna | Dan jalan dakwah ini jelas penuh dg perbedaan.

Kita tak akan rela mengotori kesucian dakwah | Dan kita gak akan mundur dari dakwah ini hanya karena berbeda pendapat.

Jangan pernah mundur & jangan terlintas sedikitpun utk mundur | Karena sesungguhnya kau beruntung menjadi hamba Allah yg terpilih.

Kalau sudah tercebur jangan mundur | Kuatkan tekad | Bisikan pada diri bahwa jalan ini adalah yg terbaik.

Perbedaan akan selalu ada | Yang jadi masalah adalah diri kita yg tdk sllu menerima perbedaan tersebut | Padahal bisa!

Jadilah kita si pengecut | Hanya karna tak menerima pendapat lalu mundur dari Dakwah | Mundur dari berbuat baik.

Rajinlah merefresh Iman | Agar semuanya tetap segar | Rajinlah menata tujuan | Untuk apa dan buat siapa kita hidup?

Baik baiklah dijalan Dakwah ini | Jangan seenak jidat | Semua ada aturan dan tuntunannya.

Jalan ini modalnya ilmu dan kemantapan hati | Jangan goyah | Jangan resah | Apalagi hanya karna perbedaan pendapat | Semangat!

Minta sama Allah utk selalu diistiqomahkan di jalan ini | Minta sama Allah utk sll didekatkan dg org sholeh | Agar diri tak Alpa.

Belajar utk sll berpikir baik pd saudara kita | Karna jalan dakwah ini tdk bisa dilakukan dg pikiran dan hati yg buruk.

Apapun & sekecil apapun yg kita lakukan utk dakwah ini | Semoga smuanya tercatat sbg amal baik | Allah Maha Melihat & Mendengar.

Sumber Twitter @Syafroni_A 


Minggu, 28 Oktober 2012

Bayangan Rindu

Sekarang aku sedang berada disini. Di kotamu. Tapi kamu tak ada. Aku hanya melihat bayang yg tak nyata.


Kau tahu, padatnya ibu kota lebih menekankan kesendirian buat ku. Lebih menekankan kesepian.


Aku sedang berada di antara keasingan yg bising. Biasanya kau hadir, sekadar senyum lantas pergi tanpa pesan.


Kau tahu, menunggu bayangmu hadir lebih menyakitkan dari kenyataan bahwa sebenarnya kau sudah tak ada.

Aku rindu pada kotamu yg dulu. Dibawah bangunan-bangunan beton itu, dulu kita sering menghabiskan waktu bersama hujan. Sekarag kotamu berubah.


Kamar Bernyawa - Jakarta
28 Oktober 2012

Selasa, 16 Oktober 2012

Apa sebenarnya ingin hati?


'Apa yang sebenarnya diingini?'

Ku tanya hati. Berkali-kali ku tanya. Apa sebenarnya yang ia ingini?
Gelar sarjana? Sudah! Tapi nyatanya tak membuat hati puas.

Lepas wisuda, aku menulis seharian. Setiap hari. Tapi tak jua ada kepuasan darinya.

Lantas, Apakah hidup ini sekedar hanya untuk memuaskan keinginan hati? Apakah semuanya harus berhubungan erat dengan hati. Sepertinya ‘iya’

Ah, maaf.. maaf jika kau tak mengerti apa makna tulisan ini.
Baiklah,  Ini semua soal pekerjaan. Ya, tentu saja pekerjaan yang bersangkutan dengan hati. 

Kuceritakan sedikit yaa. Saat kuliah, aku selalu bermimpi mempunyai waktu banyak untuk menulis. Bahkan setiap hari. Tapi kini, saat aku mempunyai waktu luang, aku tetap merasa resah. Walaupun sejujurnya bahagia sekali karena mempunyai waktu untukku leluasa menulis. Untuk terus berkarya.
Tapi…
Ternyata, Ada kegelisahan dalam hati. entah.. aku sendiri tak mengerti. Menulis seharian tidak memberikan kepuasan. Aku mau lebih. hatiku minta lebih.

Aku hampir gila, kawan.
Aku akan gila.
Astaghfirullah..

Aku seperti orang tersesat yang tak tahu mau kemana. Aku bagai kehilangan arah tujuan.
Ya Rabb...


Fisioterapi...
Penulis...

Ah, Kuucap Hamdallah, Karena sepertinya sekarang hati sadar, bahwa menjadi penulis belum cukup untuk menunjang kebutuhan hidup.
Aku harus bekerja! Aku mau bekerja!

Oh ya, Aku jadi teringat perkataan seorang teman. katanya ; “Untuk apa bekerja tapi hati tak menyukai. Hati tak nyaman dengan yang dijalani?"

Tuh.. betul. Setuju. Untuk apa?

Meski sejujurnya Fisioterapi bukanlah profesi yang aku inginkan, tapi rasanya kini hatiku mulai sadar. hatiku mulai luluh. ia kalah. kini ia menerima sepenuhnya profesi ini.


Kawan, percaya atau tidak. saat hati sudah menerima profesi ini, aku langsung di uji. entahlah.. mungkin Allah menyuruhku bersabar. menunggu. atau sedang mencarikan tempat yang paling baik untukku bekerja?
Semoga..

Aku terus berdo'a. aku terus meminta. Allah akan memberikan yang terbaik untukku. 
Fisioterapi Atau Penulis?
Ah, tak masalah. Duda-duanya kupilih. Apapun itu, aku akan bekerja dengan hati. Aku akan bekerja atas nama Illahi..

Allahu Akbar..

****

Jadikanlah Sabar dan Sholat sebagai penolongmu.. Semua hal tidak ada yang tidak dengan campur tangan Allah.
Sempurnakan sholat kita, perkuat kesabaran.


Karawang,
16 Oktober 2012






Minggu, 07 Oktober 2012

Ah, Akhirnya....

Dear, Malam
Ini hari pertama aku setelah diwisuda kemarin tanggal 06 oktober 2012 di Ballroom Pullman Hotel - Central Park. Ada rasa haru, senang dan tentu saja bangga. dan akan lebih bangga lagi jika kemarin ada almarhum abi menyaksikan hari yang bahagia itu. ah, maaf. aku masih terlalu berharap almarhum bisa hadir di acara wisuda, juga pernikahan ku nanti.

Dear, Malam
Tanggal 04 oktober lalu aku melaksanakan sumpah janji profesi bersama 49 calon fisioterapi lainnya. menjadi kebanggaan tersendiri ketika diacara itu aku membacakan puisi untuk kedua orang tua. ya, orang tua. dan terspesial untuknya. disurga! untuk mereka yang telah berjasa atas keberhasilan aku dan teman-teman sampai detik ini. rasa hamdallah selalu terucap, juga do'a tulus kami.


06 oktober 2012,
Aku dan 1040 wisudawan bersama-sama patut berbangga diri karena semua perjuangan kami hari itu membuahkan hasil. kami diwisuda. yeah! senyum dari bibirku tak habis. ah, Allah.. Terimakasih.. Terimakasih..


Dear, Malam
Meski banyak sahabat-sahabat terdekat yang kuharapkan kedatangannya tapi nyatanya mereka tak datang, aku masih tetap bersyukur telah kau pertemukan aku pada mereka. pada sahabat dan sauadara terbaik yang pernah kutemui di dunia ini. Semoga Engkau tetap menjaga persaudaraan ini.

Hhhmm..
Aku sadar dan semakin sadar, waktu semakin dekat, dan bahkan tanpa terasa aku sudah berada pada waktu yang di tunggu. Perpisahan. Ya.
Meski sebenarnya dalam lubuk hati terdalam aku mengaharapkan momen malam perpisahan untukku. tapi.. nyatanya..tak ada!

ah, tak apa. lagi-lagi aku tetap bersyukur. lagi-lagi kata hamdallah terucap.
Mereka sahabat. meraka saudara. aku yakin Kau akan mepertemukanku. mengembalikan tawaku yang dulu.

Terimakasih Allah. Untuk hari kemarin, untuk hari yang lalu, untuk hari ini, juga untuk semua hari yang telah Engkau beri.


Dengan air mata haru juga bahagia,
Karawang,
07 oktober 2012.

Selasa, 02 Oktober 2012

4 tahun

Dear, Malam.
Gak terasa sudah 4 tahun aku berada di kota ini dengan segala kebisingan, kepadatan, kepenatan, kebingungan, dan tentu saja dengan segala perjuangan.

4 tahun lalu, aku masih ingat betul awal aku mendaftarkan diri dikampus dan mengambil jurusan yang tak kukenali jiwanya. tapi sekarang aku sudah benar-benar tahu dan mengerti pilihan profesi yang ku ambil dulu. Juga sudah siap untuk terjun kemasyarakat. bekerja dengan sepenuh hati.



4 tahun lalu, aku ingat saat malam pertama di kamar kos aku termenung sendiri. menyadari bahwa diri kini telah jauh dari rumah dan keluarga. menyadari bahwa diri ini harus berjuang sendiri. itu 4 tahun yang lalu. sekarang aku terharu melihat semua barangku telah kumasukan ke dalam kardus dan siap untuk di bawa pulang. ya, pulang. ke rumah! bukan di sini lagi. kamar kos sederhana. tapi dari sinilah semua itu dimulai. terimakasih telah menemaniku.

Dear, Malam.
Aku tak tahu harus menulis apalagi..
Mungkin kali ini cukup sampai disini. Esok akan kulanjutkan.

:(

Kamis, 20 September 2012

#Janji

Hari ini tanpa sengaja saya nge-tweet tentang #Janji di akun twitter saya (@Syafroni_A) dengan hasthag #Janji. Semuanya berawal dari kekesalan saya kepada salah satu kawan yang dengan begitu mudah mengingkari janji yang sudah disepakati bersama. Tanpa alasan, tanpa kejelasan. Semua mengalir begitu saja. Semuanya menimbulkan kemarahan dan kekesalan saya hingga memuncak. pasalnya ini sudah kali kedua ia berbuat demikian. Sampai akhirnya membuat saya menebak dan bertanya-tanya tentang kondisi yang sedang dialami kawan saya itu. Wallahu'alam. Semoga semuanya baik-baik saja.

Bismillah, Semoga apa yang saya tulis baik dan tak dipengaruhi oleh kekesalan yang menyesakan hati. Insyaallah..

Silahkan simak ;


1. Berjanji adalah hal termudah, tapi menepatinya tak smudah mulut bicara. Perlu konsistensi.

2. Atas landasan dan dasar kesepakatan apapun, menepati janji adalah kewajiban.

3. Ketika janji sudah ditepati, maka akan menjadi tinggi kedudukan kita dan akan meraih kebahagiaan dunia juga akhirat.

4. Tapi ketika tdak bisa menepati janji, maka seseorang tidak akan bisa meraih predikat orang yg baik dan mulia pergaulannya.

5. tdk akan MULIA org yg tdk menepati janji, kecuali jika ia menghiasi dirinya dengan akhlak-2 yg terpuji.

6. Di antara akhlak terpuji yang terdepan adalah menepati janji.

7. Sungguh Al-Qur`an telah memerhatikan permasalahan janji ini dan memberi dorongan serta memerintahkan untuk menepatinya.
gh8. “Dan tepatilah perjanjian dgn Allah apabila kmu brjanji dan jgnlah kmu mmbatalkan smpah-2 itu ssudah mnguhkannya….” (An-Nahl: 91)

9. “Dan penuhilah janji, sesungguhnya janji itu pasti dimintai pertanggungjawabannya.” (Al- Isra`: 34)

10. Itulah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala kpd hamba-Nya yg beriman utk senantiasa menjaga, memelihara, dan melaksanakan janjinya.

11. Mnepati janji merupakan akhlak terpuji yg terdepan. Maka tdk heran jika para rasul menghiasi diri mereka dgn akhlak yg mulia ini.

12. Sesungguhnya orang-2 munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yg paling bawah dari neraka..... (QS. An-Nisaa: 145)

13. ciri2 orng munafik adlh apbila ia berbicara ia brdusta. apbila ia berjanji ia mngingkari. apbila diberi amanah ia berkhianat.

14. Janji bukanlah perkara biasa.  

15. Janji sering muncul sebatas ucapan, yang begitu saja mudah dilupakan, seolah tiada bekas sama sekali.

16. Padahal, kedudukan janji sangat tinggi pertanggungjawabannya di sisi Allah.

17. Orang-orang yang senang mengingkari janji dikategorikan sebagai orang- orang munafik.

18. Orang-orang munafik mengatakan dengan mulutnya apa yang tidak ada terkandung dalam hatinya.

19. Dan Allah lebih mengetahui apa yang mereka sembunyikan. (QS. Ali Imran: 167).

20. Hidup manusia tidak pernah luput dari selimut janji.

21. Sejak ruh manusia ditiupkan, manusia telah berjanji kepada Rabb-Nya, kepada Rasul-Nya dan atas konsekuensi dien-nya.

22. Ucapan menuntut sebuah pembuktian. pembuktian atas janji pada diri dan pada semua.

23. Lisan memang menjadi godaan yang berat. Untuk itu jagalah selalu lisan kita.Khususnya terhadap janji.

24. Tdk dipungkiri, hati kecil sndiri sring berontak dgn pengingkaran-pengingkaran yg kita perbuat. Tp entah, manusia lbih suka dgn dalih.

25. Ya, segala macam alasan sering terlontar sebagai bentuk pertahanan dari kekerdilan jiwa yang ringkih.

26. Tak heran bualan-bualan janji akhirnya berkembang menjadi budaya. Budaya buruk yang terpelihara.

27. Lalu, apa yang akan diterima baginya sebagai balasan di akhirat nanti? Dikatakan dalam surat An-Nisaa ayat 145.

28. Ya, Allah lindungilah kami, hamba-Mu ini dari sifat ingkar janji.

29. Semoga kita terpelihara dari sifat-sifat orang munafik, sifat yang suka mengumbar janji tanpa peduli untuk menepati.

Jakarta,
20 September 2012