Di beberapa tubuh singgah. Hidup itu hidup. Hidup tak di kata!
Pagi tadi, seperti biasa langkah terburu-buru menaiki bis transjakarta
dari halte busway Grogol menuju halte Pancoran tugu. Sudah hampir 4
minggu ini aku praktek di rumah sakit. Untuk memenuhi Keperluan kuliah
agar tercapai tujuan menjadi Sarjana Fisioterapi.
Sudah menjadi kebiasaan, aku duduk di kursi belakang. Tanpa basa basi
ku buka novel yang ku bawa “Rumah Tanpa Jendela – Asma Nadia”, Earphone
asyik bertengger di kedua telinga, suara hadad alwi sedang merdu
mengalun, di susul suara khasnya maher zain dengan lagunya always be
there yang hampir membuatku lupa kalau di hadapanku sedang duduk seorang
wanita berjilbab panjang. Bisa ku tebak dia akhwat yang sholehah.
Bagaimana tidak, tangannya saja dengan erat memegangi mushaf Al-Qur’an
berwarna pink. Matanya dengan tajam memandang kearah mushaf. Mulutnya
komat kamit melantunkan isi mushaf yang di genggamnya. Anda tahu, kawan?
Detik itu juga ku tundukan kepalaku. Dalam! Semakin dalam!sangat dalam!
Malu! Aku malu! Wanita itu sangat khusu’ membaca Al-Qur’an, sedangkan
aku? aku malah asyik membaca novel & mendengarkan mp3 Nasyid.
Padahal mushaf Al-Qur’an dengan rapi ku simpan di dalam tas.Tapi tidak
ku sentuh!
Ya Allah.. Mata ini hampir basah. Hampir saja!
Diri ini sudah merasa paling sholeh, paling baik, paling sempurna.
Padahal, kelalaian masih memburu setiap waktu yang membuat diri lupa
kepada Sang Pencipta.
Menuai sepenggalah kata dengan memecah asa kemustakhilan
Selaksa angan buta.
Larut di arus deras mimpi!
Jauh menjauh!
Semakin jauh diri memandang hati!
Menilai diri semakin asing…
Astaghfirullah… Ampuni hamba yang selalu lalai! Ampuni hamba! Ampuni!
Jakarta
20 oktober 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar